Tuesday, September 9, 2008

Naik KA Eksekutif Gratis ke Tempat Kerja

Pagi tadi, Selasa (9/9), jam sudah menunjukkan pukul 07.30 ketika Kereta Api (KA) Eksekutif Argo Bromo Anggrek jurusan Surabaya-Jakarta memasuki Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur. Kedatangan KA eksekutif ini memang melenceng dari jadwal yang telah ditetapkan dan tercantum di karcis. Seharusnya Argo Bromo Anggrek sudah memasuki Stasiun Gambir, Jakarta Pusat pada pukul 06.30.
Tapi tulisan ini bukan untuk menyoal keterlambatan kedatangan kereta yang memang sudah menjadi hal biasa dan tidak ada perbaikan sejak dahulu. Ada kejadian yang menurut penulis sangat menarik dan seharusnya menjadi salah satu persoalan dari sekian persoalan yang harus segera dicarikan jalan keluarnya oleh manajemen PT Kereta Api, atau setidaknya oleh manajemen PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) I, Jakarta.
Seperti kebiasaan selama ini, KA Eksekutif yang datang dari arah timur, seperti Cirebon, Bandung, Semarang, dan Surabaya, selalu berhenti di Stasiun Jatinegara untuk menurunkan sebagian penumpang yang memang hendak turun di stasiun tersebut. Pagi itu, KA Argo Bromo Anggrek yang berangkat dari Stasiun Pasar Turi sekitar pukul 20.00, hari Senin, juga berhenti.
Dan juga sudah seperti kebiasaan selama ini, rangkai kereta belum berhenti total di stasiun, tapi pintu kereta sudah terbuka. Mungkin, lagi-lagi sudah menjadi kebiasaan selama ini, untuk memberi kesempatan kepada para porter berebut melompat masuk. Siapa tahu ada penumpang yang membutuhkan jasanya.
Belum lagi para penumpang dan porter turun dari gerbong, ada serombongan ”penumpang” yang masuk dan langsung menduduki kursi kosong yang ditinggal berdiri oleh penumpang yang hendak turun. Kejadian itu terus terang membuat hari bertanya-tanya. Kenapa orang-orang yang rata-rata berpakaian rapi dan necis itu tiba-tiba duduk dan ada yang langsung baca koran. Padahal, selama perjalananan antara Surabaya sampai ke Jatinegara tersebut, tidak ada penumpang yang tidak kebagian duduk.
Naluri untuk bertanya seketika muncul. Dan kebetulan salah satu dari ”penumpang” itu duduk bersebelahan. Sebagai jurnalis yang telah mendapat pelatihan mengajukan berbagai pertanyaan terselubung, mengorek jawaban dari ”penumpang” tersebut tidaklah sulit. Dan ternyata, serombongan ”penumpang” yang baru masuk gerbong itu adalah benar-benar orang yang menumpang alias tidak berbayar.
Mereka adalah para pekerja di wilayah kota dan sekitarnya. Setiap hari memang sengaja naik KA Eksekutif (Argo Bromo Anggrek, Sembrani, dll) yang berhenti di Stasiun Jatinegara menuju Stasiun Gambir. Kemudian melanjutkan perjalanan ke Stasiun Kota dan sekitarnya dengan KA Ekspress Pakuan yang memang berhenti di Stasiun Gambir. Tentunya dengan modus yang sama, yakni tak membayar karcis.
”Lumayan bisa mengurangi biaya transport. Enak tiap hari bisa naik kereta ber-AC dan tidak harus berdesak-desakan,” kata Bastaman, seperti tidak merasa bersalah telah melakukan perbuatan tak terpuji.
Dia mengaku selama ini tidak pernah ada pemeriksaan, baik di KA Eksekutif maupun KA Ekspress Pakuan. Kondektur juga siapa yang akan mengira kalau mereka itu para penumpang gelap. Sebenarnya yang paling mudah bisa mendeteksi adalah para penjaga karcis di pintu masuk dan keluar stasiun. Tapi kita sudah sama-sama tahu bahwa dalam hal ini PT Kereta Api pun seperti tutup mata. Selain itu, banyak pintu-pintu tikus yang memungkinkan bagi orang-orang bermental rendah seperti di atas untuk memanfaatkan.
Sebagian besar mental masyarakat kita memang masih sakit. Celakanya, PT Kereta Api pun seolah-olah menganggap biasa terhadap kejadian-kejadian yang merugikan tersebut. n

DAMRI Surabaya Berhasil Tekan Kerugian Miliaran Rupiah

Perum DAMRI Surabaya mengaku telah berhasil menekan angka kerugian operasi perusahaan hingga miliaran rupiah selama tiga tahun terakhir ini. Demikian menurut Kepala Tata Usaha Perum DAMRI Surabaya Sugeng Prayitno kepada tabloid-onboard.com di Surabaya, kemarin.
”Alhamdulillah selama tiga tahun terakhir ini kami sedikit demi sedikit dapat mengurangi angka kerugian. Bahkan tahun depan kami sudah memproyeksikan keuntungan di atas satu miliar,” kata Sugeng.
Sugeng mengatakan, sejak tahun 2006 hingga pertengahan tahun 2008, kondisi keuangan DAMRI Surabaya telah jauh membaik. Laporan keuangan tahun 2006, DAMRI Surabaya mengalami kerugian hingga Rp5 miliar. Kemudiaan pada tahun 2007 kerugiannya tinggal Rp1,7 miliar. ”Tahun 2008 ini, kami diberi target oleh pusat untuk mencetak laba satu miliar lebih. Dan kami optimis, lebih dari separuh target itu tercapai. Artinya, DAMRI Surabaya tidak merugi lagi,” tutur Sugeng.
Menurut Sugeng, sebelumnya kondisi DAMRI Surabaya sangat memprihatinkan. Selain perusahaan terus mengalami kerugian, semangat kerja karyawan pun mengalami penurunan. Bahkan sebagian karyawan yang tidak puas terhadap kondisi perusahaan sempat melakukan aksi unjuk rasa. ”Sekarang semangat kerja mereka sudah mulai pulih. Semua karyawan telah menyadari bahwa perusahaan ini adalah tempat untuk mencari nafkah dan menghidupi keluarga,” ujarnya.
Sugeng mengaku, pada awalnya untuk mengembalikan semangat mereka untuk bekerja sebaik-baiknya sangat sulit. Tetapi setelah dilakukan berbagai pendekatan dan diberikan pemahaman, serta komitmen perusahaan terhadap nasib mereka. Akhirnya karyawan kembali mau berusaha mempertahankan dan mengembangkan DAMRI Surabaya. ”Sekarang kami sudah tidak lagi kesulitan membayar gaji. Setiap tanggal 25 mereka sudah bisa ambil gajinya. Malah bulan ini, terkait dengan lebaran, kami berjanji akan menyediakan gaji mereka pada tanggal 20,” tutur Sugeng. (has)

Daop VIII Surabaya Sediakan 40.066 Tempat Duduk

Daop VIII Surabaya Sediakan 40.066 Tempat Duduk

PT Kereta Api Daerah Operasi (Daop) VIII Surabaya akan menyediakan 40.066 tempat duduk untuk mengantisipasi penumpang yang akan mudik lebaran tahun 2008. Kapasitas tempat duduk sebesar itu digunakan untuk mengantisipasi peningkatan jumlah calon penumpang yang akan mudik dari Surabaya.

”Kita prediksikan jumlah penumpang angkutan lebaran kali ini dari Surabaya sebesar 758.368 penumpang,” kata Kepala Daerah Operasi VIII Mulianta Sinulingga kepada tabloid-onboard.com di Surabaya, kemarin.

Menurutnya, kapasitas penumpang sebesar itu terdiri dari layanan kereta api reguler jarak jauh sebesar 12.174 kapasitas, kereta reguler jarak dekat sebesar 13.216 kapasitas, kereta api lokal (KRD dan Komuter) sebesar 12.724 kapasitas, dan kereta tambahan khusus lebaran yang diusulkan sekitar 1.952 kapasitas.

Pada kesempatan itu, Mulianta juga mengatakan bahwa pihaknya akan membatasi jumlah penumpang KA Ekonomi hingga maksimal 150 persen dari kapasitas angkut kereta api. Sedangkan untuk KA Bisnis diberikan toleransi hingga maksimal 125 persen. ”Kami juga membatasi jumlah pembeli karcis, satu pengantre hanya bisa membeli maksimal untuk empat orang,” ujarnya.

Sebagai tambahan layanan terhadap calon penumpang selama masa angkutan lebaran ini, Daop VIII akan menyiapkan pos kesehatan di beberapa stasiun seperti Stasiun Gubeng, Pasar Turi, Surabaya Kota, Wonokromo, Sidoarjo, bangil, Malang, Blitar, dan Babat. ”Kami juga akan menayangkan sisa tempat duduk selama tujuh hari di reservasi Surabaya Gubeng dan Pasar Turi, termasuk jadwal dan tarif,” kata Mulianta.

Menurutnya, tarif dan sisa tempat duduk untuk kereta api yang pelayanan tiketnya sudah menggunakan sistem online, bisa diakses lewat internet di www.kereta-api.com. (has)

.

Friday, August 29, 2008

Puluhan Ribu PRT Kepung KBRI Singapura

Singapura | Jurnal Nasional

Sedikitnya 10 ribu Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) atau Pembantu Rumah Tangga (PRT) mengepung Keduataan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, kemarin (24/8). Para pekerja migran (domestic workers) ini bukan untuk berunjuk rasa, tetapi mengikuti peringatan hari kemerdekaan Indonesia ke-63 yang sengaja diadakan oleh KBRI.

“Setelah kami hitung, mereka yang datang jumlahnya lebih dari sepuluh ribu,” ujar First Sekretary KBRI Singapura Widya Rahmanto, kepada Jurnal Nasional.

Para PLRT yang datang dari berbagai penjuru negara Singapura ini memadati areal KBRI yang luasnya nyaris 4 hektare tersebut. Bahkan akibat tidak tertampung seluruhnya di area KBRI, mereka tumpah ruah hingga ke luar area KBRI dan memenuhi 7 Chastworth Rd, di mana KBRI berlokasi.

Sejak pukul 8 pagi waktu setempat, mereka mulai berdatangan baik secara bergerombol maupun sendiri. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang datang beserta majikannya. “Tuan dan nyonya saya pingin ikut. Katanya sekalian ingin tahu bagaimana peringatan hari kemerdekaan Indonesia di Singapura,” tutur Karsinah, PLRT asal Tegal, Jawa Tengah.

Selain memperingati hari kemerdekaan Indonesia, kesempatan itu juga digunakan KBRI untuk melakukan sosialisasi program-program kedutaan seperti Citizen Service yang sudah berlangsung satu tahun. Kesempatan itu juga digunakan KBRI untuk menghibur para tenaga kerja tersebut.

“Kami sengaja mengadakan kegiatan semacam ini tiap tahun. Selain sebagai upaya menjaga semangat nasionalisme mereka, kami manfaatkan juga utuk sosialisasi program, sekaligus menghibur mereka,” tutur Duta Besar RI Singapura Wardana.

Selepas acara seremonial hari kemerdekaan yang tidak lebih dari 30 menit itu, PLRT yang mayoritas kaum perempuan ini langsung dihibur oleh artis-artis nasional yang sengaja didatangkan dari Jakarta. Ihsan Idol, Wulan KDI, Benigno Aquino, Syahrul Gunawan, dan Nini Karlina saling bergantian membawakan lagu-lagu andalan yang ternyata mendapat sambutan luar biasa.

Sejak acara hiburan dimulai pukul 10 pagi hingga berakhir pukul 16.00 waktu setempat, mereka tidak beranjak sedikitpun dari area panggung hiburan. Bahkan ketika hujan deras mengguyur pun mereka tidak beringsut dari tempatnya. Layaknya menyaksikan konser musik, mereka pun terlihat sangat antusias mengikuti setiap lagu, berjingkrak-jingkrak sambil mengangkat tangan tinggi-tinggi. Malah tidak sedikit yang sampai histeris, hingga pingsan.

Untungnya panitia telah mengantisipasi berbagai kemungkinan. Para pekerja migran yang pingsan langsung ditandu dan mendapat perawatan dari tim medis Singapura yang sengaja didatangkan KBRI. Hebatnya, meski banyak teman-temannya yang pingsan kelelahan, mereka tetap semangat bernyanyi sambil bergoyang. “Soalnya kita kan jarang sekali dapat hiburan seperti ini. Paling cuma setahun sekali. Itu pun kalau dapat ijin dari nyonya,” kata Kamisah, dari Indramayu, Jawa Barat.

Selepas menyanyi, Ihsan Idol mengaku sangat bangga bisa menghibur kawan-kawan yang sedang mengadu nasib di negeri orang tersebut. “Sulit saya melukiskannya. Ini tahun kedua saya menghibur mereka, tetapi tetap saja excited. Luar biasa, saya terharu pada semangat mereka,” tuturnya. n

Pekerja Migran Singapura Bentuk Asosiasi

Singapura | Jurnal Nasional

Para pekerja migran atau immigrant workers yang berada di Singapura, kemarin Minggu (24/8), membentuk sebuah wadah organisasi pekerja yang diberi nama Himpunan Penata Laksana Rumah Tangga (HPLRTIS) atau Domestic Workers Association (DWA). Asosiasi ini mendapat dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura. Sebelumnya, para pelaut Indonesia juga telah membentuk Indonesia Seaferer Association Pelaut Bhineka Tunggal Ika.

“Kami sangat menyambut baik inisiatif para PRLT dan pekerja migran Indonesia lainnya, termasuk para pelaut kita yang telah memiliki kesadaran untuk bersatu dan membentuk sebuah organisasi,” kata Duta Besar Indonesia untuk Singapura Wardana, di sela-sela peresmian asosiasi PLRT, di Singapura, kemarin.

Menurut Wardana, sejak diluncurkannya program Citizen Service 29 Juli 2007, telah terjadi perubahan signifikan terhadap para pekerja Indonesia yang bekerja di negara yang memiliki maskot kepala singa berbadan ikan ini. Program itu juga telah merubah jauh wajah KBRI Singapura, khususnya di bidang pelayanan.

Presiden Domestic Workers Association Sumarni Markasan mengatakan, asosiasi ini dibentuk atas dasar kesadaran para pekerja mingran Indonesia, khususnya PLRT, untuk memperbaiki diri dan meningkatkan kualitas kerja, serta peningkatan kesejahteraan mereka. “Makanya kami sangat berterima kasih kepada pihak KBRI, khususnya Pak Wardana yang sangat mendukung keberadaan organisasi pembantu rumah tangga yang mungkin baru satu-satunya di dunia ini,” tutur PLRT asal Kendal, Jawa Tengah yang kini bergaji 1000 dolar Singapura per bulan ini.

Menurut PLRT yang telah malang melintang selama 12 tahun di Singapura ini, tujuan utama pembentukan asosiasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan para PLRT. Selain itu, asosiasi ini juga diharapkan bisa mempererat tali silaturahmi, meningkatkan citra, dan kemandirian mereka.

“Kami juga berharap, asosiasi ini bisa berperan dalam hal perlindungan terhadap para pekerja yang selama ini posisinya sangat rawan. Setidaknya, kita bisa membantu tugas-tugas KBRI, meskipun sedikit,” ujar PLRT yang telah tujuh kali berganti majikan ini.

Dia yakin, para PLRT yang selama ini sering dianggap remeh, bodoh, dan berpendidikan rendah, bahkan oleh bangsa Indonesia sendiri, bisa meningkatkan kualitas diri bila ada yang mengarahkan. Pasalnya, selama dia bergaul dengan teman-temannya, tidak sedikit diantara mereka yang sebetulnya memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan diri. “Banyak diantara mereka berpendidikan SLTA. Jadi saya yakin mereka bisa di-improove,” tutur PLRT yang berhasil menyelesaikan studinya di sebuah akademi teknologi informatika Singapura ini.

Senada dengan Sumarni, Wakil Presiden DWA Muzalimah Suradi mengatakan, pada dasarnya PLRT bisa ditingkatkan kualitasnya asalkan ada komitmen dari berbagai pihak, termasuk dari majikan mereka sendiri. “Saya percaya, mereka itu tidak bodoh. Hanya saja tidak memiliki kesempatan dan tidak ada yang membimbing. Apalagi selama ini mereka masih dianggap hanya sebagai komoditas,” tutur PLRT yang telah menjalani profesinya 10 tahun ini.

Menurut PLRT jebolan Madrasan Aliyah Negeri (MAN) Kediri, Jawa Timur ini, persoalan-persoalan yang menimpa PLRT selama ini sebetulnya lebih banyak akibat ketidak siapan kedua belah pihak, yakni PLRT dan majikan untuk menerima hal-hal di luar perkiraan mereka. “Seperti soal perbedaan budaya, kemampuan PLRT yang tidak sesuai dengan keinginan majikan, dan sebagainya,” tutur PLRT yang juga berhasil mendapat kesempatan menyelesaikan pendidikannya di Institute of Technological Education (ITE) dan BMC Academy (Jurong East), Singapura ini.

Mereka berharap, asosiasi yang dibentuk bersama-sama KBRI Singapura ini bisa menjadi jembatan untuk mengatasi berbagai kekurangan tersebut. Sebab bagaimanapun, keberadaan PLRT yang pada akhir 2007 telah mencapai sekitar 85 ribu dari sekitar 133 ribu pekerja migran Singapura ini, merupakan aset yang tidak bisa diabaikan oleh kedua negara, Indonesia dan Singapura. n



Mengubah Wajah KBRI Singapura


Singapura | Jurnal Nasional

Pertengahan tahun 2006, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pokok-pokok pikirannya dalam Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Ketenagakerjaan Indonesia di Luar Negeri yang diadakan oleh Departemen Luar Negeri. Pada kesempatan itu, Presiden berpesan agar ada penyederhanaan proses dan pelayanan yang cepat, mudah, murah, dan aman. Intiya adalah penerapan sistem pelayanan warga atau Citizen Service di setiap Keduataan Besar Repulik Indonesia (KBRI), terutama yang menjadi tujuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Untuk menegaskan harapannya, tidak lama setelah Rakernis, Presiden membuat Instruksi Presiden (Inpres) No 6 tahun 2006 tentang Reformasi Kebijakan Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri. Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda langsung menerjemahkannya dengan mengeluarkan instruksi penting kepada seluruh KBRI untuk mempercepat jangka waktu pelayanan kepada WNI, yang sebelumnya memakan waktu rata-rata 14 hari, menjadi tujuh hari, dan tiga hari. Bahkan kalau memungkinkan, cukup satu hari atau satu jam saja.

Citizen Service KBRI Singapura adalah pilot project bagi perubahan paradigma pelayanan birokrasi pemerintah di luar negeri tersebut. Tidak hanya Singapura, Citizen Service juga diterapkan pada lima perwakilan RI lainnya. Yakni KBRI Seoul, KBRI Bandar Seri Begawan, KBRI Amman, KBRI Doha, dan KBRI Damaskus. Menlu Hassan Wirajuda meresmikan sistem “Pelayanan Warga” ini di KBRI Singapura, 29 Juli 2007 silam.

Kini, setelah satu tahun berjalan, Citizen Service ternyata mampu mengubah wajah KBRI Singapura. Sebelumnya, pelayanan di KBRI ini tidak memiliki patokan yang jelas, baik dari sisi waktu maupun tarif layanan. Bahkan dilihat dari sisi tempat layanan pun terlihat sudah jauh berbeda.

“Dulu sih tempat pembuatan visa dan paspor sempit banget. Sudah begitu, kumuh dan semerawut lagi. Belum lagi biayanya tidak jelas. Tarif pembuatan paspor yang resminya 85 dolar (Singapura, red), nyatanya bisa sampai 350 dolar,” kata Nursiman yang mengantar adiknya mengambil paspor di KBRI, Jumat (22/8).

TKI asal Cilacap, Jawa Tengah ini mengakui, adiknya hanya membutuhkan waktu dua hari untuk membuat paspor. “Harganya juga sekarang lebih murah, hanya sekitar 40 dolar (Singapura, red). Tidak ada tambahan biaya lainnya,” tuturnya.

Duta Besar RI untuk Singapura Wardana mengatakan, sejak mendapat instruksi Presiden dan Menlu, serta ditetapkannya KBRI Singapura sebagai pilot project, pihaknya berusaha terus berbenah. Tidak saja pada layanan seperti pembuatan paspor, visa, dan surat-surat keterangan lainnya, tetapi juga termasuk penanganan para Penata Laksana Rumah Tangga (PLRT) yang bermasah. “Kami juga melakukan perubahan-perubahan internal KBRI agar dapat lebih fokus pada aspek pelayanan dan perlindungan kepada WNI yang ada di Singapura,” tutur Wardana.

Selain itu, lanjut Wardana, KBRI Singapura juga kini telah menerapkan system layanan satu atap, hotline terpadu bagi publik, penerapan teknologi informasi, penataan regulasi, dan konseling professional, khususnya bagi para PLRT yang mengalamai berbagai masalah ketenagakerjaan.

Wardana mengakui, pihaknya memang belum bisa mencapai target pelayanan hingga tiga jam, seperti yang diamanatkan Presiden. Tetapi dari yang sebelumnya menyelesaikan paspor memerlukan 14 hari kerja dan kini tinggal tiga hari, menurutnya, hal yang sangat menggembirakan. “Bayangkan, setiap hari sekitar 600 orang yang membutuhkan layanan KBRI, baik untuk urusan paspor, visa, dan layanan-layanan lainnya. Sementara petugas kami sangat terbatas,” kata Dubes yang baru ditugaskan di KBRI Singapura tahun 2007 ini.

Dampak penerapan Citizen Service ini diakuinya sangat luar biasa. Kini semakin banyak WNI yang mau berhubungan dengan KBRI, para PLRT pun banyak yang sudah tidak sungkan-sungkan dan takut lagi mengadukan berbagai persoalannya. Bahkan sejak dibuatkan ruang konsultasi yang lebih bersifat personal, banyak PLRT yang tidak lagi malu-malu mengungkapkan isi hatinya.

“Saat ini kami memang menyediakan ruangan khusus yang lebih nyaman bagi para PLRT yang ingin konsultasi. Sekarang Kami lebih banyak melakukan pendekatan psikologi dengan nyaris tanpa ada jarak antara konsuler dengan pengadu,” kata Pelaksana Fungsi Konsuler KBRI Singapura, Arsi Dwinugra Firdausy.

Berdasarkan data KBRI Singapura tahun 2007, jumlah WNI di Singapura mencapai 133.000 orang, 101.000 diantaranya adalah pekerja migran dengan komposisi sekitar 80. 000 tenaga PLRT atau domestic workers, 10.000 pelaut, dan 11.000 pekerja profesional. Dilihat dari jumlahnya, dari 160.000 pekerja migran di Singapura, pekerja Indonesia adalah terbesar, diikuti oleh Filipina yang mencapai 70.000, dan sisanya dari Myanmar, dan Srilankan.

Gaji PLRT saat ini rata-rata per bulan mencapai 350 dolar Singapura. Tapi ada juga yang sudah mencapai 1000 dolar Singapura per bulan. “Tidak sedikit diantara mereka yang sangat bangga dengan profesinya,” kata Wardana. n

Ramadan Bulan Perubahan

Marhaban Ya Ramadhan.........


Bulan yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di dunia ini sebentar lagi akan tiba. Di Indonesia, pelaksanaan ibadah puasa di bulan Ramadan ini diperkirakan jatuh pada Senin, 1 September yang akan datang. Pelaksaan puasa tahun ini mungkin menjadi salah satu yang istimewa. Banyak yang meyakini bahwa umat Islam Indonesia akan mengawali ibadah puasa pada hari yang sama. Sebelumnya, melaksanakan awal ibadah puasa di hari yang sama itu sulit terwujud.

Keyakinan tersebut seperti yang dituturkan oleh Direktur Jenderal Bimbingan Islam Departemen Agama Nasaruddin Umar, bahwa dari berbagai metode hisab mengisyaratkan ketinggian bulan (hilal) pada tanggal 31 Agustus bertepatan dengan 28 Sya'ban, sudah di atas 5 derajat di Indonesia bagian Barat dan di atas 4 derajat di Indonesia bagian Timur. "Dengan demikian dapat diprediksi Insya Allah tahun ini kemungkinan umat Islam Indonesia akan memulai puasanya dalam waktu yang sama, yaitu bertepatan dengan tanggal 1 September 2008," tuturnya.

Setiap muslim yang benar-benar beriman kepada Allah dan Rasulnya pasti amat bergembira menyambut kedatangan bulan Ramadan Al-Mubarak pada setiap tahun. Wajah mereka akan terlihat cerah dan penuh rasa syukur saat mengetahui bahwa Allah masih memberinya kesempatan bertemu dengan bulan yang penuh berkah ini.

Meskipun demikian, hal yang paling penting dalam bulan Ramadan adalah bukan kapan awal puasa dimulai, melainkan bagaimana umat Islam mempersiapkan diri, mengisi dan memaknai bulan suci ini. Karena sesunguhnya, bulan penuh rahmah dan maghfirah ini sangat tepat untuk dijadikan momen melakukan perubahan. Hijrah dari hal-hal yang buruk menuju sesuatu yang lebih bermakna untuk kehidupan di dunia maupun akhirat kelak.

Memang pada dasarnya, perubahan itu adalah salah satu karakter manusia. tetapi perubahan manusia biasanya tidak pernah alamiah, kecuali perubahan secara fisik. Berbeda dengan perubahan terhadap alam semesta dan lingkungan yang nyaris selalu berubah secara alamiah. Perubahan terhadap alam tentunya disertai dengan batas-batas keseimbangan. Ada memang perubahan alam yang dipaksakan akibat ada campur tangan manusia, tetapi perubahan alam seperti ini malah sering membahayakan bagi kehidupan itu sendiri.

Sementara perubahan yang terjadi pada diri manusia jelas harus berdasarkan usaha dan daya upaya manusia itu sendiri. Seperti firman Allah dalam surat 13 ayat 11 yang dengan tegas mengatakan bahwa Allah tidak akan merubah suatu kaum sebelum kaum itu merubah dirinya sendir. Artinya, perubahan tidak akan terjadi kepada manusia atau bila diperluas kepada suatu negara bila tidak disertai upaya ke arah itu. Allah telah berjanji tidak akan melakukan perubahan kepada nasib suatu bangsa bila orang-orang di dalamnya sendiri tidak mau melakukan perubahan.

Perubahan yang terjadi pada manusia harus ditandai adanya perbedaan kualitas hidup, baik dari sisi ibadah maupun yang lainnya. Maka tidak ada salahnya kalau momen Ramadan ini dijadikan pintu menuju perubahan dalam arti sesungguhnya. Apalagi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono kerap mendengung-dengungkan isu perubahan. Selamat menyongsong bulan Ramadan. n


Puyeng

Suer aku puyeng banget. Dari tadi nyoba upload tulisan ke blog, tapi ditolak terus. Gak tahu salahnya dimana. Apa kagak nerima tulisan copy paste ya. Tapi sebelum-sebelumnya okay-okay aja tuh. Bener-bener puyeng aku................

Friday, August 1, 2008

Mencari Jalan Islah

Keputusan Mahkamah Agung yang memenangkan Muhaimin Iskandar dan Lukman Edy jelas membuat kubu Gus Dur terdesak. Apalagi setelah Departemen Hukum dan HAM mengeluarkan surat keputusan bahwa kepengurusan PKB yang sah adalah yang dipimpin oleh Muhaimin Iskandar sebagai Ketua Umum dan Lukman Edy sebagai Sekjen. Bahkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), sebagai pelaksana pesta demokrasi lima tahunan di republik ini juga mengakui kepengurusan PKB yang baru seperti telah diputuskan Departemen Hukum dan HAM.

Keterdesakan kubu Gus Dur juga terlihat dari tidak diakomodasinya keinginan mereka agar bakal calon legislatif (caleg) dari PKB harus mendapat persetujuan dari Ketua dan Wakil Ketua Dewan Syuro, selain persetujuan Ketua Umum dan Sekjen PKB.

"Sesuai Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, pengajuan bakal caleg ditandatangani oleh Ketua Umum dan Sekjen DPP parpol di tingkat pusat atau sebutan lainnya," kata Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Andi Nurpati.

Dengan melihat situasi seperti ini, dan bila kubu Gus Dur tetap ingin memiliki kesempatan berpolitik melalui PKB, maka mau tidak mau mereka harus bergabung dengan Muhaimin Iskandar. Satu-satunya jalan adalah dengan islah atau melakukan perdamaian. Celakanya, jalan islah ini selain mengandung makna positif juga menunjukkan bahwa lagi-lagi menggerus pamor Gus Dur.

Bagaimana tidak, sebelumnya, Gus Dur berkali-kali menyatakan bahwa tidak ada kata islah dengan Muhaimin Iskandar. Saat Muhaimin berusaha memperbaiki hubungannya dengan berusaha mendatangi Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, juga saat Gus Dur terbaring di Rumah Sakit, keputusan memecat mantan Ketua Umum PB PMII ini tetap berlanjut. Bahkan imbauan islah dari dua orang pendiri PKB, yakni KH Muchit Muzadi dan KH Mustofa Bisri juga tidak membuat Gus Dur bergeming.

"Pokoknya saya tidak mau bareng dengan dia (Muhaimin Iskandar, Red). Saya sudah bolak-balik bilang tidak akan terima Muhaimin. Tidak ada Islah. Saya sudah tidak percaya lagi dengan Muhaimin," katanya usai acara dialog kebangsaan, pertengahan Juni lalu.

Putri Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh atau Yenny Wahid juga mengatakan bahwa pintu islah untuk Muhaimin sudah ditutup. Bahkan ketika pemerintah menyarankan agar islah, Yenny Wahid mengatakan bahwa di PKB tidak ada istilah islah yang ada adalah amnesti (pengampunan).

"Kalau islah itu berarti kedudukan Gus Dur dengan Cak Imin sama. Jangan naif, seolah-olah kedua kubu ini sama-sama benarnya. Padahal tidak demikian," katanya, ketika itu.

Sebenarnya, di balik kekerasan penolakannya tersebut, telah ada tanda-tanda bahwa Gus Dur mulai mencari jalan islah. Salah satu indikasinya adalah pernyatan Gus Dur yang bersedia mempertimbangkan untuk menerima kembali Muhaimin Iskandar asalkan Wakil Ketua DPR RI ini mau mempertanggungjawabkan uang partai sebesar Rp13 miliar yang menurut Gus Dur telah dicuri olehnya.

Indikasi perubahan sikap Gus Dur itu semakin jelas setelah Mahkamah Agung memenangkan Muhaimin Iskandar. Sebab, tidak lama setelah putusan Mahkamah Agung itu keluar Gus Dur dan pendukungnya mengadakan rapat yang salah satu hasil keputusannya adalah membentuk tim mediasi yang dipimpin oleh Wakil Ketua Dewan Syuro PKB Muhidin Arubusman.

Dari pihak Muhaimin sendiri, meski kini posisinya berada di atas angin, terlihat ada kesediaan untuk melakukan islah. Memang Muhaimin belum meutuskan sikapnya. Tetapi hal itu bisa dilihat dari pernyataannya saat Muspimnas dan Konsolidasi Pemenangan emilu PKB 2009 di Jakarta, Rabu (23/7) kemarin. "Islah atau tidak akan dibahas minggu depan," kata Muhaimin.

Muhaimin memang harus hati-hati mengambil keputusan. Pasalnya selain Mahkamah Agung belum memutuskan kasasi kubu Gus Dur soal MLB Ancol, kubu Gus Dur juga meminta agar posisi Sekjen PKB tetap di pegang Yenny Wahid atau dikosongkan dan diganti oleh orang lain selain Lukman Edy. Sedangkan Muhaimin sendiri sepertinya keberatan bila Lukman Edy dicopot lagi dari Sekjen PKB.

"Keputusan Lukman Edy sebagai sekjen telah melalui proses hukum yang panjang sekali. Dari pengadilan negeri sampai Mahkamah Agung. Kalau ada usul seperti itu, kami akan abaikan. Karena itu bertentangan dengan keputusan hukum yang tertinggi. Kami anggap usul itu tidak ada sama sekali," kata Muhaimin.

Sebagian pengamat politik sebetulnya menyarankan agar Muhaimin Iskandar tidak perlu repot-repot melakukan islah dengan kubu Gus Dur. Apalagi secara undang-undang, untuk ikut pemilu hanya diperlukan tanda tangan ketua umum dan sekjen. "Keduanya ada di kubu Muhaimin," kata pengamat politik dari UI Andrinof Chaniago.

Sedangkan Direktur eksekutif Indo Barometer M Qodari mengatakan, islah sebaiknya tetap dilakukan. Sebab bagaimanapun Gus Dur masih diperlukan untuk mendongkrak suara PKB.

Menurut Qodari, pengaruh Gus Dur di kalangan Nahdlatul Ulama memang sudah tergerus. Namun, tetap saja pendukung mantan presiden ini masih cukup signifikan untuk PKB. "Gus Dur memang tidak seperti dahulu lagi," tutur Qodari. n

(Tulisan ini pernah dipublikasikan di Jurnal Nasional, Sabtu 26 Juli 2008)

Pamor Gus Dur Meredup

"Gus Dur tak pernah kalah."

Satu kalimat yang lebih terkesan takabur ketimbang kepercayaan diri ini sempat terlontar dari Wakil Ketua Umum DPP PKB kubu Gus Dur yang juga Ketua Fraksi PKB di DPR, Effendy Choirie. Dia utarakan ini satu hari setelah keluarnya putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 12 Juni 2008, yang memenangkan gugatan Muhaimin Iskandar atas pemecatan dirinya sebagai Ketua Umum DPP PKB.

Effendy Choirie saat itu tampak sangat yakin bahwa kemenangan akan berbalik ke pihaknya melalui kasasi di Mahkamah Agung (MA). "Dalam sejarah tak pernah tercatat Gus Dur kalah dalam sengketa konflik di internal PKB," tutur Effendy Choirie, 13 Juni lalu.

Sejarah memang telah mencatat, Gus Dur atau Abdurrahman Wahid selalu memenangi setiap sengketa di internal PKB. Sebagai salah satu dari lima orang tokoh pendiri, Gus Dur dipercaya memiliki pamor yang sangat kuat di partai berlambang bola dunia dan sembilan bintang ini. Meskipun pamor Gus Dur di Nahdlatul Ulama (NU) mulai meredup seiring semakin kuatnya eksistensi Ketua PB NU Hasyim Muzadi, di PKB diyakini tidak akan tergoyahkan oleh siapa pun. Apalagi oleh seorang Muhaimin Iskandar yang notabene anak didiknya, dan masih muda.

Sejarah Konflik

Effendy kemudian mencontohkan konflik internal PKB yang melibatkan Matori Abdul Djalil dan Alwi Shihab. Semuanya dimenangkan oleh Gus Dur. Matori memegang tampuk pimpinan PKB sejak partai ini lahir pada 22 Juni 1998. Pada tahun 1999, posisinya sempat terancam akibat mendukung Megawati Sukarnoputri dalam perebutan kursi kepresidenan di Sidang Umum MPR yang kemudian dimenangkan oleh Gus Dur. Tetapi pada Muktamar I PKB tahun 2000 di Surabaya, Matori "ditunjuk" kembali oleh Gus Dur sebagai Ketua Dewan Tanfidz PKB untuk periode 2000-2005.

Satu tahun berselang, Matori harus rela melepaskan jabatannya karena "dipecat" oleh Gus Dur melalui Muktamar Luar Biasa (MLB) di Yogyakarta. Kejadian ini berawal kehadiran Matori dalam Sidang Istimewa MPR 2001 yang melengserkan Gus Dur dari kursi kepresidenan. Kehadiran Matori sebagai Wakil Ketua MPR ketika itu, membuat Gus Dur marah. Sebab, saat itu semua anggota MPR dari PKB melakukan boikot terhadap sidang istimewa tersebut. Posisinya kemudian diganti oleh Alwi Shihab yang berduet dengan Syaifullah Yusuf sebagai Sekjen.

Matori sempat melawan dengan mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Putusan pengadilan pertama tanggal 30 September 2002 Matori dinyatakan kalah. Tetapi pada putusan gugatan yang kedua tanggal 29 Mei 2003, giliran kubu Gus Dur yang kalah. Gus Dur dan Alwi Shihab sebagai tergugat harus membayar ganti kerugian materiil kepada Matori sebesar Rp9,8 miliar.

Tidak puas dengan putusan gugatan kedua Matori, PKB kubu Gus Dur dan Alwi Shihab mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung. Jalan panjang di jalur hukum itu akhirnya dimenangkan oleh kubu Gus Dur dan Alwi Shihab.

Setelah Matori, korban berikutnya adalah Alwi Sihab dan Saifullah Yusuf yang jadi Ketua Umum PKB dan Sekjen hasil MLB di Yogyakarta 17-19 Januari 2002. Keduanya dipecat pada 26 Oktober 2004 karena dinilai tidak loyal karena diangkat jadi menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) tidak minta izin Gus Dur. Akibatnya PKB pecah lagi antara kubu Gus Dur/Muhaimin Iskandar dan Alwi Shihab/Syaifullah Yusuf.

Perseteruan ini pun berlanjut ke pengadilan tahun 2005 yang kemudian dimenangkan juga oleh kubu Gus Dur dan Muhaimin Iskandar, baik di tingkat pengadilan negeri maupun Mahkamah Agung. Untuk merayakan kesuksesan yang kedua kalinya ini Gus Dur sempat mentraktir teman-temannya makan soto di daerah Kelapa Gading.

Pada Muktamar II PKB di Semarang 16-18 April 2005, atas restu Gus Dur, Muhaimin Iskandar berhasil menduduki jabatan ketua umum Dewan Tanfidz PKB untuk periode 2005-2010. Sedangkan Gus Dur tetap menjadi ketua Dewan Syuro.

Namun pada 26 Maret 2008 lalu, Muhaimin Iskandar pun dipecat Gus Dur yang dibungkus dengan rapat pleno DPP PKB. Alasan formal pemecatan yang mengemuka adalah demi penyegaran organisasi partai untuk menyongsong Pemilu 2009. Tetapi banyak pihak yang mengkaitkan pemecatan tersebut karena Muhaimin Iskandar dinilai telah tidak patuh terhadap Gus Dur. Bahkan Gus Dur sempat menuduh Muhaimin berkonspirasi dengan Presiden SBY untuk mendongkel posisinya dari Dewan Syuro. Juga isu Muhaimin berusaha menjegal pencalonan Gus Dur sebagai presiden RI untuk yang kedua kalinya.

Pemecatan kader muda PKB tersebut tentu saja mendapat perlawan sengit. Muhaimin Iskandar kemudian menyatukan seluruh kekuatannya yang sebagian besar terdiri dari kader-kader muda PKB untuk mengajukan gugatan ke pengadilan.

Dalam perseteruan kali ini tampaknya sejarah tidak berpihak pada Gus Dur. Dia kalah oleh kehebatan anak-anak muda tersebut. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada 12 Juni 2008 membatalkan pemberhentian Muhaimin sebagai ketua umum Dewan Tanfidz DPP PKB. Dan dalam waktu yang hampir bersamaan, Pengadilan Negeri Jakarta Selatan juga menyatakan bahwa pemberhentian Lukman Edy sebagai Sekjen DPP PKB tidak sah dan melawan hukum. Bahkan ketika Gus Dur dan kawan-kawan mengajukan kasasi ke Mahkamah Agung, lembaga hukum tertinggi di negara ini pun pada pertengahan Juli lalu mengeluarkan keputusan yang memenangkan Muhaimin Iskandar dan kawan-kawan.

"Berdasarkan UU No 2/2008 tentang Partai Politik, putusan kasasi final dan mengikat," kata Juru Bicara MA Djoko Sarwoko, saat mengumumkan keputusan MA tersebut, di Jakarta, Jumat (18/7).

Keputusan MA itu membuktikan, titah Gus Dur tak bertuah lagi, dan malah dilawan oleh para pengikut setianya.

Awal Kehancuran Gus Dur

Kekalahan Gus Dur oleh Muhaimin Iskandar ini memang tidak mengubah apa pun terhadap kedudukannya di PKB. Dia masih tetap berhak duduk sebagai Ketua Dewan Syuro. Tapi setidaknya, kekalahan ini telah mematahkan mitos bahwa Gus Dur tidak terkalahkan di PKB. Bahkan bisa jadi kekalahan ini sebagai tanda bahwa karisma Gus Dur di PKB mulai meredup, seperti halnya di Nahdlatul Ulama.

Seiring dengan makin menguatnya pengaruh KH Hasyim Muzadi di kalangan NU secara struktural, harus diakui bahwa ada pengurangan pengaruh Gus Dur dalam mengendalikan organisasi Islam terbesar di Tanah Air ini, berikut warga nahdliyyin di dalamnya. Salah satu buktinya adalah kekalahan pasangan Achmady-Suhartono yang diusung PKB dan direstui Gus Dur dalam pemilihan calon gubernur Jawa Timur, kemarin.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Laode Ida bahkan berani memprediksi bahwa pemecatan atas Muhaimin Iskandar adalah awal dari kehancuran Gus Dur. "Pencopotan Muhaimin terlihat jelas kesewenang-wenangan Gus Dur. Saya rasa ini awal kehancuran Gus Dur," kata Laode Ida, Maret lalu. n


Konflik Gus Dur di PKB

2002-2003

Gus Dur vs Matori Abdul Djalil

Gus Dur didukung oleh Alwi Shihab dan Muhaimin Iskandar. Sedangkan Matori Abdul Djalil didukung Abdul Khaliq Ahmad.

  • Pengadilan pertama, Matori Abdul Djalil kalah
  • Pengadilan kedua, Gus Dur kalah
  • Kasasi MA, Gus Dur menang

2004-2005

Gus Dur vs Alwi Shihab

Gus Dur didukung oleh Muhaimin Iskandar dan Effendy Choirie. Sedangkan Alwi Shihab didukung oleh Chaerul Anam dan Syaifullah Yusuf.

  • Pengadilan pertama, Gus Dur Menang
  • Kasasi MA, Gus Dur menang

2008

Gus Dur vs Muhaimin Iskandar

Gus Dur didukung oleh Ali Masykur Musa, Yenni Wahid, dan Effendi Choirie. Sedangkan Muhaimin Iskandar didukung oleh Lukman Edy, Marwan Ja'far, dan Abdul Kadir Karding.

  • Pengadilan pertama, Gus Dur kalah
  • Kasasi MA, Gus Dur kalah

(Tulisan ini pernah dipublikasikan di Jurnal Nasional, Sabtu 26 Juli 2008)


Friday, February 8, 2008

Bulan Tertib Kereta Api

Ada kabar yang cukup menyegarkan dari PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi Jabotabek di awal Februari ini. Terhitung 1 Februari hingga akhir bulan ini PT KA akan melakukan penertiban. Penertiban ini tidak hanya berlaku bagi penumpang, tapi juga terhadap pedagang asongan dan masinis.

Kabar menyenangkan lainnya adalah PT KA atau setidaknya seperti yang diucapkan oleh Kepala Humas PT KA Daops 1 Akhmad Sujadi, pada 11 Februari ini akan melengkapi KRL-KRL ekonomi dengan fasilitas pendingin udara atau AC.

Soal penertiban, sebenarnya PT KA sudah melakukan hal serupa pada Maret 2007 lalu. Dari hasil penertiban pada bulan Maret tahun 2007 itu, PT KA berani mengkalkulasikan bahwa pihaknya mengalami kerugian sekitar Rp6 miliar per bulan. Kerugian ini akibat masih banyaknya penumpang KA yang tidak memiliki karcis atau bayar.

Tapi rupanya masyarakat dan pegawai PT KA sendiri rupanya harus terus diingatkan. Soalnya, sampai sekarang atau setidaknya hingga 1 Februari kemarin, angkutan kereta api tidak tertib lagi. Di kereta ekonomi seolah-olah terjadi lagi perebutan tempat antara penumpang dengan pedagang asongan, pengemis, dan pengamen. Kereta jadi kumuh karena penumpang sembarangan membuang sampah. Lantai gerbong sepertinya telah menjadi bak sampah berjalan yang paling besar.

Klaim kerugian PT KA yang mencapi Rp6 miliar per bulan bisa saja salah satunya akibat terlalu banyaknya pengamen, pengemis, dan pedagang asongan. Kalau mereka ini dikumpulkan, sepertinya akan memakan dua gerbong sendiri. Dan kelompok inilah yanag rata-rata tidak pernah membayar karcis.

Ketidaktertiban juga terjadi di kereta ber-AC alias yang terkenal dengan kereta eksekutif. Kereta yang nota bene diperuntukan bagi mereka yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kereta ekonomi. Beberapa kelebihan yang dimaksud antara lain pendidikan yang relatif lebih tinggi, keuangan yang relatif memadai, dan kelebihan lainnya.

Tapi rupanya kelebihan-kelebihan yang mereka miliki itu tidak sebanding luruh dengan sikapnya. Buktinya, kelompok ini juga sering berlaku tidak tertib. Bahkan berani berkolusi dengan kondektur dan masinis. Contoh yang sulit disangkal adalah modus membayar ongkos ke kondektur atau masinis. Selain itu, berkolusi dengan masinis untuk berhenti di sembarang stasiun dengan masing-masing penumpang cukup memberi uang antara Rp2000 – Rp3000 ke masinis atau pendamping masinis.

Penumpang KA Eksekutif juga sering tanpa malu-malu berkolusi dengan kondektur dengan membayar ongkos di atas kereta. Dengan berbagai alasan (biasanya tidak keburu beli karcis) mereka memberikan sejumlah uang ke kondektur yang jumlahnya antara Rp5000 – Rp10000 per orang. Bahkan security yang disewa oleh manajemen PT KA dengan biaya mahal pun kelihatannya menutup mata saja atas kejadian tersebut.

Dengan melihat prilaku-prilaku sifat korup kecil-kecilan ini dan berbagai ketidaktertiban pengguna kereta api, saya secara pribadi sangat mendukung adanya kegiatan bulan tertib seperti sekarang ini.

Meskipun demikian, sebaiknya manajemen PT KA membuat sebuah konsep atau jalan keluar yang lebih baik untuk memperbaiki berbagai kebobrokan pelayanan kereta api ini. Saya yakin, program bulan tertib dan mengerahkan tenaga-tenaga security yang terjadi selama ini bukan sebuah solusi yang efektif.

Selamat bekerja kereta api.